Selasa, 13 November 2012
Selasa, 26 Oktober 2010
Megahnya Gunung Bromo-Semeru

Pegunungan Bromo-Semeru, merupakan pegunungan yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Kawasan wisata ini menjanjikan sebuah keindahan yang tak bisa anda temui di tempat lain. Dari puncak gunung berapi yang masih aktif ini, anda bisa menikmati hamparan lautan pasir seluas 10km persegi, dan menyaksikan kemegahan gunung Semeru yang menjulang menembus awan. Anda juga bisa menatap indahnya matahari beranjak keluar dari peraduannya.
Selain menyaksikan keindahan panorama yang ditawarkan oleh Bromo-Semeru, apabila Anda datang di waktu yang tepat, maka Anda dapat menyaksikan Upacara Kesodo, yang diadakan oleh masyarakat Tengger. Upacara ini biasanya dimulai pada saat tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo [ke-sepuluh] menurut penanggalan Jawa. Upacara Kesodo merupakan upacara untuk memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dengan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Saat prosesi berlangsung, masyarakat Tengger lainnya beramai-ramai menuruni tebing kawah dan sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.
Cara Mencapai Daerah Ini
Anda dapat mencapai daerah ini dengan menggunakan mobil pribadi pun menyewa kendaraan. Ada empat pintu gerbang utama untuk memasuki kawasan taman nasional ini yaitu: desa Cemorolawang jika melalui jalur Probolinggo, desa Wonokitri dengan jalur Pasuruan, desa Ngadas dari jalur Malang dan desa Burno adalah jalur Lumajang. Adapun rute yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:
Pasuruan-Warung Dowo-Tosari-Wonokitri-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 71 km, Malang-Tumpang-Gubuk Klakah-Jemplang-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 53 kmAtau dari Malang-Purwodadi-Nongkojajar-Tosari-Wonokitri-Penanjakan sekitar 83 km
Tempat Menginap
Berbagai hotel dan penginapan dapat ditemukan disekitar area Taman Nasional Bromo-Semeru, mulai dari losmen sampai dengan hotel berbintang 4 dapat di jadikan pilihan untuk menginap di Bromo. Rata rata setiap hotel memasang tarif yang terjangkau.
Tempat Bersantap
Agak sedikit sulit untuk menemukan tempat makan di area ini terutama pada malam hari. Akan tetapi, apabila Anda menginap di desa Wonokitri, sekitar 3 km ke bawah tepatnya di pasar Tosari dapat ditemui beberapa warung makanan yang buka dan menjajakan makanannya hingga pukul 9 malam.
Berkeliling
Anda dapat berkeliling ke sekitar areal Taman Nasional dengan menyewa kendaraan jenis jeep 4x4. Atau, jika hanya ingin berkeliling di sekitar area lautan pasir Bromo, Anda dapat menyewa kuda yang banyak tersedia disana.
Yang Dapat Anda Lihat Atau Lakukan
Adapun hal-hal lain yang dapat dilihat atau dilakukan di area ini adalah Anda dapat mengunjungi beberapa objek di bawah ini:
*
Cemorolawang. Salah satu pintu masuk menuju taman nasional yang banyak dikunjungi untuk melihat dari kejauhan hamparan laut pasir dan kawah Bromo, dan berkemah.
*
Laut Pasir Tengger dan Gunung Bromo. Berkuda dan mendaki gunung Bromo melalui tangga dan melihat matahari terbit.
*
Pananjakan. Melihat panorama alam gunung Bromo, gunung Batok dan gunung Semeru.
*
Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Puncak Gunung Semeru. Danau-danau yang sangat dingin dan selalu berkabut ( 2.200 m. dpl) sering digunakan sebagai tempat transit pendaki Gunung Semeru (3.676 m. dpl).
*
Ranu Darungan. Berkemah, pengamatan satwa/ tumbuhan dan panorama alam yang menawan.
Buah Tangan
Anda dapat membeli oleh-oleh atau cinderamata di sekitar point area yang biasa digunakan untuk melihat matahari terbit. Di area ini banyak terdapat kios cinderamata yang menjajakan dagangan mereka seperti kaos atau t-shirt, topi kupluk, syal dan lainnya. Selain itu, di sekitar area laut pasir juga terdapat beberapa penjaja cinderamata yang menjual kaos atau t-shirt yang bertuliskan Gunung Bromo-Semeru.
Tips
*
Musim kunjungan terbaik adalah sekitar bulan Juni s/d Oktober dan bulan Desember s/d Januari.
*
Perlu disiapkan kesehatan prima dan perbekalan penahan dari udara dingin seperti: baju hangat, penutup kepala, kaus tangan penahan udara dingin, serta bekal makanan-minuman secukupnya
*
Perlu diingat bahwa di puncak Penanjakan tidak ada pengginapan maka dari penginapan terdekat harus berangkat pagi-pagi sekitar pukul 03.00-04.00 pagi dini hari.
Mengingat sulitnya mencari makanan pada malam hari, akan lebih baik apabila Anda membeli persediaan makanan dan minuman sebagai bekal Anda.
Baca Selengkapnya......
Selain menyaksikan keindahan panorama yang ditawarkan oleh Bromo-Semeru, apabila Anda datang di waktu yang tepat, maka Anda dapat menyaksikan Upacara Kesodo, yang diadakan oleh masyarakat Tengger. Upacara ini biasanya dimulai pada saat tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo [ke-sepuluh] menurut penanggalan Jawa. Upacara Kesodo merupakan upacara untuk memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dengan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Saat prosesi berlangsung, masyarakat Tengger lainnya beramai-ramai menuruni tebing kawah dan sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.

Anda dapat mencapai daerah ini dengan menggunakan mobil pribadi pun menyewa kendaraan. Ada empat pintu gerbang utama untuk memasuki kawasan taman nasional ini yaitu: desa Cemorolawang jika melalui jalur Probolinggo, desa Wonokitri dengan jalur Pasuruan, desa Ngadas dari jalur Malang dan desa Burno adalah jalur Lumajang. Adapun rute yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:
Pasuruan-Warung Dowo-Tosari-Wonokitri-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 71 km, Malang-Tumpang-Gubuk Klakah-Jemplang-Gunung Bromo menggunakan mobil dengan jarak 53 kmAtau dari Malang-Purwodadi-Nongkojajar-Tosari-Wonokitri-Penanjakan sekitar 83 km
Tempat Menginap
Berbagai hotel dan penginapan dapat ditemukan disekitar area Taman Nasional Bromo-Semeru, mulai dari losmen sampai dengan hotel berbintang 4 dapat di jadikan pilihan untuk menginap di Bromo. Rata rata setiap hotel memasang tarif yang terjangkau.
Tempat Bersantap
Agak sedikit sulit untuk menemukan tempat makan di area ini terutama pada malam hari. Akan tetapi, apabila Anda menginap di desa Wonokitri, sekitar 3 km ke bawah tepatnya di pasar Tosari dapat ditemui beberapa warung makanan yang buka dan menjajakan makanannya hingga pukul 9 malam.
Berkeliling
Anda dapat berkeliling ke sekitar areal Taman Nasional dengan menyewa kendaraan jenis jeep 4x4. Atau, jika hanya ingin berkeliling di sekitar area lautan pasir Bromo, Anda dapat menyewa kuda yang banyak tersedia disana.
Yang Dapat Anda Lihat Atau Lakukan
Adapun hal-hal lain yang dapat dilihat atau dilakukan di area ini adalah Anda dapat mengunjungi beberapa objek di bawah ini:
*
Cemorolawang. Salah satu pintu masuk menuju taman nasional yang banyak dikunjungi untuk melihat dari kejauhan hamparan laut pasir dan kawah Bromo, dan berkemah.
*
Laut Pasir Tengger dan Gunung Bromo. Berkuda dan mendaki gunung Bromo melalui tangga dan melihat matahari terbit.
*
Pananjakan. Melihat panorama alam gunung Bromo, gunung Batok dan gunung Semeru.
*
Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Puncak Gunung Semeru. Danau-danau yang sangat dingin dan selalu berkabut ( 2.200 m. dpl) sering digunakan sebagai tempat transit pendaki Gunung Semeru (3.676 m. dpl).
*
Ranu Darungan. Berkemah, pengamatan satwa/ tumbuhan dan panorama alam yang menawan.
Buah Tangan
Anda dapat membeli oleh-oleh atau cinderamata di sekitar point area yang biasa digunakan untuk melihat matahari terbit. Di area ini banyak terdapat kios cinderamata yang menjajakan dagangan mereka seperti kaos atau t-shirt, topi kupluk, syal dan lainnya. Selain itu, di sekitar area laut pasir juga terdapat beberapa penjaja cinderamata yang menjual kaos atau t-shirt yang bertuliskan Gunung Bromo-Semeru.
Tips
*
Musim kunjungan terbaik adalah sekitar bulan Juni s/d Oktober dan bulan Desember s/d Januari.
*
Perlu disiapkan kesehatan prima dan perbekalan penahan dari udara dingin seperti: baju hangat, penutup kepala, kaus tangan penahan udara dingin, serta bekal makanan-minuman secukupnya
*
Perlu diingat bahwa di puncak Penanjakan tidak ada pengginapan maka dari penginapan terdekat harus berangkat pagi-pagi sekitar pukul 03.00-04.00 pagi dini hari.
Mengingat sulitnya mencari makanan pada malam hari, akan lebih baik apabila Anda membeli persediaan makanan dan minuman sebagai bekal Anda.
Sabtu, 31 Juli 2010
Teater Jangger juga termasuk budaya Probolinggo Karena Berasal Dari Sejarah Minak Jinggo

Sejarah
Pada abad ke-19, di Banyuwangi hidup suatu jenis teater rakyat yang disebut Ande-Ande Lumut karena lakon yang dimainkan adalah lakon Andhe-Andhe Lumut. Dan dari sumber cerita dari mulut ke mulut, pelopor lahirnya Janger ini adalah Mbah Darji, asal Dukuh Klembon, Singonegaran, Banyuwangi kota. Mbah Darji ini adalah seorang pedagang sapi yang sering mondar-mandir Banyuwangi-Bali, dan dari situ dia tertarik dengan kesenian teater Arja dan dia pun berkenalan dengan seniman musik bernama Singobali yang tinggal di Penganjuran, dari situlah kemudian terjadi pemaduan antara teater Ande-Ande Lumut dengan unsure tari dan gamelan Bali, sehingga lahirlah apa yang disebut Damarwulan Klembon atau Janger Klembon.
Semenjak itu, mulai lahir grup-grup Damarwulan di seantero Banyuwangi. Mereka bukan hanya memberikan hiburan, namun juga menyisipkan pesan-pesan perjuangan untuk melawan penjajah dengan kedok seni. Di masa revolusi, kerap kali para pejuang kemerdekaan menyamar sebagai seniman Janger untuk mengelabui Belanda dan para mata-matanya.
Menurut Dasoeki Nur, seorang pelaku kesenian Janger, teater ini juga sempat berkembang hingga melampaui wilayah Banyuwangi sendiri. Bahkan menurutnya lagi, pada tahun 1950an pernah berdiri dua kelompok Janger yang berada di wilayah Samaan, dan Klojen, kota Malang.
Paradoks Karakter Minakjinggo
Dalam wacana masyarakat Banyuwangi, karakter Minakjinggo digambarkan sangat berlawanan dengan apa yang diyakini masyarakat Jawa pada umumnya (berdasarkan cerita-cerita seperti Serat Damarwulan). Digambarkan Minakjinggo merupakan sosok yang bertemperamen buruk, kejam dan sewenang-wenang. Disamping buruk rupa, pincang, suka makan daun sirih dan lancing meminang Sri Ratu Kencanawungu (Ratu Majapahit).
Menurut pandangan masyarakat Banyuwangi, Minakjinggo digambarkan sebagai sosok yang rupawan, digandrungi banyak wanita, arif, bijaksana dan pengayom rakyatnya. Mengapa Minakjinggo memberontak? Menurut para sesepuh Banyuwangi itu lebih dikarenakan dia menagih janji Kencana Wungu untuk menjadikannya suami, setelah mampu mengalahkan Kebo Marcuet, dan dimenangkan oleh Minakjinggo. Wajah Minakjinggo menjadi rusak karena terluka pada saat bertarung dengan Kebo Marcuet, dan demi melihat wajah Minakjinggo yang rusak, maka Kencana Wungu menolak dan akhirnya Minakjinggo memberontak.
Pandangan inilah yang berupaya diluruskan, mengingat citra Minakjinggo yang buruk dalam catatan legenda Serat Damarulan. Keabsahan Serat Damarwulan dengan legenda-legendanyapun masih simpang siur, dan data masih kurang lengkap.
Keunikan Teater Janger
Teater Janger Banyuwangi ini merupakan salah satu kesenian hibrida, dimana unsure Jawa dan Bali bertemu jadi satu didalamnya. Gamelan, kostum dan gerak tarinya mengambil budaya Bali, namun lakon cerita dan bahasa justru mengambil dari budaya Jawa. Bahasa yang dipergunakan dalam kesenian ini adalah bahasa Jawa Tengahan yang merupakan bahasa teater ketoprak. Namun pada saat lawakan, digunakan bahasa Using sebagai bahasa pengantar. Lakon ceritanya pun justru diambil dari Serat Damarwulan yang dianggap penghinaan terhadap masyarakat Banyuwangi, yang anehnya malah berkembang subur.
Lakon atau Cerita
Lakon atau cerita yang akan dipentaskan, disesuaikan dengan permintaan penanggap atau scenario kelompok itu sendiri. Lakon yang paling banyak dipentaskan antara lain, Cinde Laras, Minakjinggo Mati, Damarulan Ngenger, Damarulan Ngarit, dan lain sebagainya. Selain dari cerita panji, lakon juga diambil dari legenda rakyat setempat seperti Sri Tanjung dan kadang cerita-cerita bernuansa Islam.
Busana
Busana pemain disesuaikan dengan peran mereka. Pada peran prajurit, raja, panglima dan tokoh kalangan atas biasanya menggunakan busana khas Bali yang biasa dipakai dalam pertunjukan Arja. Sedangkan kaum wanita istana memakai busana Bali yang dimodifikasi, yakni kuluk yang dihias bunga kamboja dengan manik-manik, ter atau penutup dada, dan biasanya memakai kain jarit berwarna mengkilap. Yang unik, peran rakyat jelata justru memakai busana khas Jawa.
Tari pengiring
Tari-tarian yang menjadi pengiring dalam pertunjukan Janger ini bervariasi. Bisa dibuka dengan tari-tarian khas Bali, seperti pendet, legong, baris , atau tari-tarian khas Banyuwangi seperti Jejer Gandrung, Jaran Goyang, Seblang Lokento dan lain sebagainya.
Perkembangan saat ini
Diperkirakan ada sekitar 60an kelompok Janger yang masih eksis saat ini. Meski kondisinya memang senin-kamis, sebagai dampak modernisasi yang makin marak. Kelompok Janger Banyuwangi yang cukup popular di wilayah tersebut antara lain Temenggung Budoyo dari kota Banyuwangi, Madyo Utomo dari desa Bubuk, Kec. Rogojampi, dan Patoman dari desa Blimbingsari, Kec. Rogojampi.
Jumat, 30 Juli 2010
Energi Alternatif Dapat Menjadi Kunci Pengawetan Lingkungan

Angin. Tenaga kinetik angin sekarang sudah mulai banyak dipergunakan sebagai pemutar angin dengan menggunakan turbin angin baik untuk rumah maupun untuk keperluan bisnis. Satu turbin angin dapat berharga dua setengah milyar rupiah sampai dengan 10 milyar rupiah, tergantung dari ukurannya. Tapi satu turbin saja dapat menghidupi sampai dengan tiga puluh rumah, tapi karena angin tidak selalu bertiup, tenaga cadangan harus selalu tetap tersedia, misalnya dari PLN.
Matahari. Negara kita yang kaya matahari tampaknya sangat cocok menggunakan sumber daya ini. Coba gunakan atap yang terbuat dari sistem tenaga surya yang disebut sel fotovoltaik. Harganya memang tidak murah, untuk atap ukuran standar dapat mencapai 200 juta rupiah. Tapi sistem ini sangat mengurangi tagihan listrik pemilik rumah, apalagi dengan sistem tagihan PLN yang ada sekarang.
Biodiesel. Bahan dasar bahan bakar ini dibuat dari tumbuhan seperti kedelai, kelapa dan sebangsanya, biodiesel adalah bahan bakar non-toxic yang dapat dicampurkan dengan minyak diesel biasa atau digunakan sebagaimana adanya untuk mengurangi emisi.
Nuklir. Dengan bahan bakar uranium, logam yang ditemukan di bebatuan, dan diproses di reaktor nuklir, energi panas yang ada akan digunakan sebagai bahan untuk memutar turbin yang ada. Sumber energi ini tidak melepaskan emisi gas rumah kaca dan tidak malah. 20% sumber listrik di Amerika sudah berbahan bakar nuklir.
Hidrogen. Bagaimana caranya anda menciptakan sumber daya yang sama sekali tidak mengeluarkan apapun kecuali air bersih? Jawabannya adalah sel bahan bakar hidrogen. Masalah yang ada sekarang adalah untuk memisahkan hidrogen dari bentuk komposisinya, misalnya rantai karbon atau air, berarti menggunakan sumber daya lainnya. Penyimpanan hidrogen juga tidak mudah, karena kepadatannya sangat rendah, maka sangatlah sulit untuk menempatkan hidrogen dalam jumlah besar dalam ruangan yang sempit. Oleh karena itulah, walaupun banyak kendaraan mulai menggunakan hidrogen sebagai bahan bakarnya, masih sulit didirikan stasiun pengisian hidrogen.
Candi Jabung

Seperti bangunan candi umumnya Candi Jabung terdiri dari bagian subbasement, bagian kaki candi, tubuh candi dan atap candi. Ditinjau dari sudut arsitektur Candi Jabung sangat menarik, karena bagian tubuhnya berbentuk bulat (silinder) yang berdiri diatas bagian kaki candi bertingkat tiga berbentuk persegi. Sedangkan bagian atapnya berbentuk stupa.
Letak pintu bilik candi berada disebelah barat, maka Candi Jabung menghadap ke barat. Pada sisi barat masih terlihat bagian yang menjorok ke depan merupakan bekas susunan tangga naik memasuki candi. Di sebelah Barat Daya halaman candi terdapat bangunan candi. Menara sudut di perkirakan penjuru pagar, fungsinya sebagai pelengkap bangunan induk Candi Jabung. Candi Menara sudut terbuat dari bahan batu bata, bangunan candi tersebut berukuran tiap-tiap sisi 2.55 meter, tinggi 6 meter.
Arsitektur Candi Jabung sangat menarik, mempunyai komponen berupa batur, kaki, tubuh dan atap, pada bagian tubuh bentuknya bulat (silinder segi delapan ) berdiri diatas bagian kaki candi yang betingkat tiga berbentuk persegi. Sedangkan pada bagian atapnya dagoda (stupa) tetapi pada bagian puncak sudah runtuh dan atapnya berhias motif sulur-suluran.
Di dalam bidik candi terdapat lapik area, berdasarkan inskripsi pada pintu masuk candi Jabung didirikan pada tahun 1276 c (saka) = 1354 Masehi masa kebesaran kerajaan Majapahit. Menurut keagamaan, Agama Budha dalam kitab Nagara Kertagama dan Pararaton Candi Jabung di sebutkan dengan nama Bajrajinaparamitapura. Dalam kitab Nagara Kertagama candi Jabung di kunjungi oleh Raja Hayam Wuruk pada tahun 1359 Masehi pada kitab Pararaton disebut Sajabung yaitu tempat pemakaman Bhra Gundul salah seorang keluarga raja.
Di lokasi Candi Jabung anda bisa mengetahui sejarah seluk beluk Candi Jabung dari informasi yang terpampang di depan. laskan bahwa pada tahun 1978, kondisi candi tampak tak terurus, seluruh bangunan ditumbuhi pohon dan rumput liar. Baru pada tahun 1980 pemkab Probolinggo melakukan pemugaran umtuk merenovasi dan menggantikan bagian yang rusak. Baru pada tahun 1986 setelah pemugaran selesai, Candi Jabung sedah bisa dinikmati wisatawan.
Baca Selengkapnya......
Langganan:
Postingan (Atom)